Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Mengetahui Mana Guru, Biksu, atau Pendeta Sejati Bagian 9 dari 10

Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Anda harus amati seseorang atau seorang Guru sebelum Anda masuk. Jangan mengikuti arus. Jangan ikut hanya karena dia terkenal. Jangan ikut hanya karena orang-orang bilang bahwa dia baik. Anda harus mengetahuinya sendiri apakah Anda punya pengalaman atau tidak, dan Anda harus merasa nyaman dengan hal itu. Jangan hanya mengikuti orang lain. Ikutilah diri Anda sendiri.

Pujilah Tuhan selalu karena melindungi Anda, membimbing Anda ke Guru yang benar-benar baik. Itulah cara terbaik. Selalu tulus, rendah hati, dan sangat, sangat rindu untuk pulang ke Rumah, Rumah Surga. Maka Tuhan akan membantu Anda. Kemudian Tuhan akan mengirimkan Guru yang benar-benar baik untuk menuntun Anda pulang ke Rumah, yang tidak melecehkan Anda, yang tidak akan menipu Anda, yang semurni hati Anda, yang setulus kerinduan Anda, dan hanya untuk Anda, hanya bekerja untuk Tuhan untuk Anda. Itu penting. Anda penting. Bukan orang lain yang memberi tahu Anda apa, apa. Anda harus mengamati, Anda harus mempelajari Guru itu. Anda harus tahu apakah perkataannya benar untuk Anda, logis, dan dia membuktikannya atau tidak.

Saya melihat beberapa hal yang lucu ketika orang-orang bertanya kepada saya, seperti imam di Gereja Katolik. Kadang-kadang tertulis di layar, di web, sesuatu seperti berapa banyak uang yang mereka (pengikut) persembahkan, lalu berapa banyak mereka akan mendapatkan berkah dari Tuhan. Sesuatu seperti itu. Dan bahwa orang seharusnya tak peduli apakah itu ratusan ribu dolar untuk disumbangkan jika mereka dapat berbicara langsung dengan Tuhan. Ya Tuhan! Apakah Tuhan itu seperti benda atau sesuatu yang dijual, murahan seperti itu? Dan mirip juga dengan beberapa biksu di suatu tempat, mereka mengatakan dalam beberapa pertanyaan seperti, “Jika Anda memberi berapa banyak, maka Anda akan mendapat berapa banyak perlindungan, berapa banyak berkah?” sesuatu seperti itu.

Testimony by a former disciple of Ruma Trần Tâm, Aug. 1, 2024: Saya dahulu adalah murid Trần Tâm. Saya terlibat langsung dalam urusan internal seperti biaya hidup, makanan, dan belanja. Oleh karena itu, saya tahu segalanya tentang kepribadian dan gaya hidupnya. Lambat laun saya sadari bahwa banyak tindakannya yang tidak benar, seperti mengambil uang dari para meditator, beberapa di antaranya bahkan harus menjual rumah mereka untuk memberikan persembahan karena takut akan kutukannya. Ada beberapa meditator pria yang keluar dan melaporkannya karena dia melakukan pelecehan seksual terhadap mereka selama partisipasi mereka dalam kelompok tersebut. Banyak orang dilecehkan dengan cara ini. Dia bahkan menulis surat yang berisi ancaman dan kutukan bahwa seluruh keluarga mereka akan sakit atau mati jika mereka tidak kembali. Tangan kanannya, yang menyebut diri mereka sebagai pelindung dharma dan biksu, dengan bebas mengumpulkan uang dari para meditator untuknya dan bahkan memasukkannya ke dalam saku mereka sendiri. Selama retret, makanan dijual dengan harga selangit, bahkan 20 kali lipat lebih tinggi dari harga sebenarnya, karena dia mengklaim bahwa makanan tersebut memiliki kekuatan berkah. Sebagai contoh, dia menjual satu (buah) sawo yang dia tanam sendiri seharga USD100, sebuah panekuk seharga 500.000 VND (Dong Vietnam ~ USD20), sepiring nasi seharga 1 juta VND (USD40), dan banyak barang serupa lainnya yang harganya terlalu mahal.

Kutipan dari “Ruma Trần Tâm adalah orang sesat yang menipu dan menyesatkan banyak praktisi spiritual. Waspadalah terhadap taktik ini” 2024.03.05: Ruma Trần Tâm adalah penipu terang-terangan yang menggunakan agama untuk merugikan orang lain. Kita harus mengutuk dan memboikotnya untuk menyelamatkan banyak orang yang tersesat. Dia membuat patungnya sendiri dan menjualnya seharga USD5.000 atau sekitar 120 juta VND, dan melarang para pengikutnya menyembah Buddha, Tuhan, atau nenek moyang mereka. Dia benar-benar iblis dalam wujud manusia. Dia bahkan menjual sebuah mangkuk sedekah seharga USD2.500, sekitar 60 juta VND. Dia mengambil keuntungan sampai-sampai dia menjual selimut hangat kepada para meditator yang mengikutinya seharga 30 juta VND (USD1.190), yang disebut Ruma sebagai “selimut pelebur karma”. Dia membujuk orang-orang dengan penuh tipu daya menyatakan bahwa membeli segala sesuatu yang dia jual dapat melenyapkan karma, tak peduli seberapa berat karma itu. Apakah Anda melihat kontradiksi dalam perkataannya sendiri, ketika dia sendiri mengatakan bahwa dia memiliki kekuatan untuk melenyapkan semua karma bagi semua makhluk hidup. Tapi lalu dia menipu orang-orang dengan menjual banyak barang dengan harga sangat mahal, dan mereka harus membeli barang-barang ini untuk menghapus semua karma mereka. Sayangnya, ini sangat tak masuk akal dan delusional. Tapi kenapa begitu banyak orang yang tidak tahu apa-apa dan rentan telah tertipu olehnya? Mereka tidak hanya kehilangan uang mereka, tetapi rumah mereka juga hancur dan jiwa mereka tersesat. Tolong sadarlah!

Kutipan dari “Membeberkan trik beberapa biksu untuk mendapatkan persembahan dari orang lain” 2024.07.24: Bahkan jika [seseorang] memberikan persembahan 50 juta (USD1.983) ke wihara, tapi tak memberi tahu siapa pun, dan juga menginstruksikan para biksu dan biksuni yang dihormati untuk tidak memberi tahu siapa pun, dan ketika [mereka] pergi ke wihara, [mereka] berbaur seperti praktisi Buddhis biasa lainnya, maka orang tersebut, di mata para Buddha, dianggap telah memberikan persembahan sebesar 500 juta (USD19.830). Mempersembahkan 50 [juta] (USD1.983), tapi bersikap rendah hati, harmonis, dan merahasiakannya akan membuat para Buddha melipatgandakan pahala persembahan tersebut 10 kali lipat, menjadikannya ratusan juta. Dan di kehidupan Anda selanjutnya, Anda akan menikmati pahala dari 500 juta tersebut (USD19.830), yang menjadi 500 miliar (USD19.830.500).

Kutipan dari “Kata-kata kontroversial dari Thích Chân Quang” 2024.06.11: Temukan uang pecahan tinggi. Bagaimana? Berikan ke kepala biara. Menaruh uang pecahan rendah di patung Buddha akan membawa kesialan pada tahun itu. Memberikan uang pecahan tinggi kepada kepala biara akan membawa keberuntungan pada tahun itu.

Interview by Simon & Schuster Books – Jan. 29, 2015: Selama sekitar 1.800 tahun, para paus bukan hanya pemimpin Gereja Katolik, pemimpin rohani agama terbesar di dunia. Mereka juga adalah para raja, paus-raja. Mereka memiliki kerajaan sekuler, tanah seluas ribuan mil persegi, dan pasukan mereka sendiri. Bagaimana mereka mendapatkan uang untuk ini? Mereka membiayainya dengan memungut pajak dari orang-orang di kerajaan mereka, dengan memungut biaya, juga dengan menjual sesuatu yang disebut indulgensi. Selembar kertas dijual kepada seorang umat Katolik dan berkata, “Dosa-dosamu telah diampuni dengan membeli kertas itu.”

Media Report by EWTN – Mar. 12, 2015: Indulgensi itu luar biasa. Harta karun gereja yang sebenarnya bukanlah IOR – Bank Vatikan, tetapi indulgensi. Itu terletak di sini, dalam pahala Yesus Kristus dan semua jiwa-jiwa yang baik, jiwa-jiwa kudus yang ada di dunia dan yang mempersembahkan penderitaan mereka demi Gereja.

Excerpt from “Pastor gets angry as members refuse to give an offering of $1000” by Kwodwo Sheldon – Oct. 1, 2020: Anda dapat memberikan 1.000 atau 500 (dolar). Siapa yang ikut? Siapa yang ikut? Seribu (dolar), yang setara dengan GH₵5.000 (Cedi Ghana). Lima ratus (dolar) setara dengan GH₵2.500. Kamu bisa melakukannya. Cepatlah. Majulah ke depan. Dan aku ingin berdoa bersamamu. Dan aku ingin meminta berkat dari Tuhan untuk hidupmu. Siapa yang ikut?

Excerpt from “Joel Osteen Says Giving To Me Is Giving To The Poor and He Mocks ‘It Is Well With My Soul’ Hymn” by iThink Biblically – Sep. 4, 2021: Kita akan meluangkan waktu sejenak untuk menerima perpuluhan dan persembahan kita. Kami selalu ingin berterima kasih atas sumbangan Anda, menjaga pelayanan tetap berjalan. Anda sebenarnya tak memberi kepada manusia, Anda memberi kepada Tuhan. Setiap kali Anda memberi, Anda meminjamkan kepada Tuhan, dan saya tahu Anda telah melihat dalam hidup Anda sendiri bahwa Tuhan tahu cara membayar Anda. Tak ada yang dapat membayar Anda sebagaimana yang dilakukan Tuhan.

Photo Caption: Joel Osteen di sebuah jet pribadi

Excerpt from “Televangelists SHAMELESSLY Beg For Peoples Money” by Owen Morgan (Telltale) – May 9, 2022: Saya beri tahu Anda, kemitraan dalam Injil adalah hal terbesar yang dapat Anda lakukan. Ketika kita sampai di Surga, saya jamin, tidak ada seorang pun dari Anda yang akan berkata, “Seandainya saja Anda tidak mendorong saya untuk memberi begitu banyak. Dan saya akan mendapatkan TV layar datar kelima saya, dan saya akan memiliki lebih banyak perhiasan dan pakaian yang lebih mewah serta mobil yang lebih bagus” – semua hal-hal itu akan hilang. Hanya apa yang Anda investasikan di dalam Kerajaan, itulah yang akan menguntungkan Anda selamanya. Anda akan mendatangi saya dan memeluk leher saya dan mencium saya, dan berkata, “Terima kasih, terima kasih, terima kasih, karena telah mengeluarkan uang itu dari saku saya.”

Excerpt from “Malachi 3:8-10 The Blessings of Paying Tithing Elder Bednar” by Edward Hegemann – Dec. 13, 2022: Sering kali ketika kita mengajar dan bersaksi tentang hukum perpuluhan, kita menekankan pada berkat-berkat duniawi yang langsung, dramatis, dan mudah dikenali yang kita terima, dan tentu saja berkat-berkat seperti itu memang terjadi. Namun, beberapa dari beragam berkat yang kita peroleh ketika kita mematuhi perintah ini adalah signifikan, tetapi tidak kentara. Pencerahan dan perspektif spiritual dicurahkan melalui jendela-jendela Surga dan masuk ke dalam kehidupan kita saat kita menghormati hukum perpuluhan.

Excerpt from “Elder Johnson: Tithing grants physical and temporal blessings. Don't pay and you miss out” by Thoughts on Things and Stuff – Dec. 7, 2017: Sambutan saya sore hari ini dimaksudkan sebagai ajakan kepada mereka yang belum mendapatkan kesaksian pribadi tentang pembayaran perpuluhan secara penuh. Ketidakpatuhan terhadap hukum yang kekal ini tidak boleh dianggap enteng dan tidak hanya dapat secara serius mengganggu pertumbuhan dan perkembangan rohani kita, tetapi juga dapat membatasi berkat-berkat jasmani dan duniawi yang seharusnya dapat kita nikmati.

Excerpt from “Tithing: A Test of Faith with Eternal Blessings” by General Conference of The Church of Jesus Christ – Feb. 5, 2015: Kita ungkapkan rasa syukur kita kepada Tuhan dengan membayar perpuluhan. Perpuluhan adalah ujian iman dengan berkat-berkat yang kekal.

Excerpt from “The Law of Tithing” by General Conference of The Church of Jesus Christ – Feb 12, 2015: Latihlah iman Anda. Bayarlah perpuluhan Anda. Hukum ini mungkin berbeda dari hukum yang biasa Anda jalani sebelum Anda dibaptis. Tapi tak ada hal yang Anda lakukan sebagai orang yang baru bertobat yang akan lebih mempersiapkan Anda untuk berkat-berkat yang menanti Anda, bahkan berkat-berkat bait suci, selain membayar perpuluhan Anda.

Media Report from NBC News – May 31, 2018: Ini memangsa orang-orang termiskin, yang sangat menginginkan atau membutuhkan uang, di mana mereka diberi tahu bahwa jika mereka memberikan uang, Tuhan akan memberkati mereka seratus kali lipat.

Ya Tuhan, apakah kita menjual Rahmat Tuhan dan Belas Kasih atau Kuasa Buddha demi uang saat ini? Saya belum pernah mendengar hal seperti itu di Alkitab atau sutra mana pun yang ditinggalkan Buddha. Tak ada disebutkan hal seperti itu. Bahkan dengan angka yang persis. Seperti, jika memberi $50, maka Anda akan terlindungi selama seminggu. Lalu, setelah satu minggu itu, jika Anda tidak punya uang lagi, lalu apa? Anda tidak lagi mendapat perlindungan dari Sang Buddha bahkan jika Anda berbudi luhur, jika Anda begitu tulus percaya kepada Sang Buddha? Jika Anda tidak memberikan $50 lagi, maka Anda tidak lagi akan mendapat perlindungan dari Sang Buddha? Anda tidak diberkati lagi oleh para Buddha? Anda tidak ada lagi terhubung dengan para Buddha? Sang Buddha meninggalkan Anda begitu saja?

Ya Tuhan! Āmítuófó, Buddha Amitābha! Oh Tuhan! Saya pikir semua Buddha, semua Dewa, semua Surga, jika Mereka mendengarkan semua ini, Mereka mungkin tidak akan tahu harus bilang apa lagi tentang manusia. Maksud saya tidak semua manusia, maksud saya adalah para biksu dan pendeta (yang buruk), misalnya. Mereka seharusnya suci. Mereka seharusnya mengatakan kebenaran. Tapi ini benar-benar pelecehan dan materialistis semata.

Dan mereka mengatakan kepada saya bahwa beberapa biksu bahkan berbicara dengan menggoda, seperti mengisyaratkan hal-hal bersifat fisik... Anda tahu apa yang saya katakan – suatu kebersamaan fisik dengan beberapa wanita atau semacamnya, benar-benar mengatakannya secara terang-terangan agar beberapa wanita datang kepadanya, beberapa pengikut, beberapa wanita Buddhis datang kepadanya. Ya Tuhan! Semua ini... Saya tidak tahu harus berkata apa lagi.

Kutipan dari “Membeberkan trik beberapa biksu untuk mendapatkan persembahan dari orang lain” 2024.07.24: Beberapa wanita Buddhis bertanya ke saya, “Mengapa Anda mengeluarkan banyak air liur saat berkhotbah?” Beberapa wanita bertanya ke saya, Nhuận Đức, seperti itu. Saya menjawab, “Itu karena setelah kalian para wanita melafalkan Nama Buddha, kalian menjadi begitu cantik! Oleh karena itu, ketika kalian duduk di depan saya, saya secara alami mengeluarkan air liur saat melihat kalian.” Suatu hari, seorang wanita yang memiliki sauna di dekat sini datang untuk mendengarkan ceramah saya. Dia mengatakan kepada saya bahwa setiap kali saya ingin mengunjungi sauna miliknya, saya harus datang dengan mobil dan memakai topi agar saya tidak dikenali. Dia akan mengatur ruang VIP dan memilih tiga gadis untuk memberikan pijatan terbaik untuk saya dan mengurus saya dengan baik. Saya beri tahu dia, saya, Nhuận Đức, akan pergi ke sana suatu hari nanti.

Kutipan dari “Seks, narkoba, uang dan pembunuhan dalam Kebiksuan Thailand | Koresponden Asing” by ABC News In-depth – Aug. 8, 2024,Lauren Day: Terletak di lembah di timur laut Thailand, kuil ini pernah meraup jutaan uang tunai, emas, dan permata dari para donatur kaya. Godaan itu terbukti terlalu berat bagi para biksunya. Yah, hari ini cukup sepi di sini, tapi barusan setahun yang lalu, tempat ini dipenuhi puluhan polisi yang baru saja menemukan penemuan luar biasa dan mengungkap salah satu kasus penipuan kuil terbesar dalam sejarah Thailand. Ceritanya berpusat pada salah satu biksu paling terkenal di negara itu, Phra Khom, yang memiliki pengikut setia di kalangan orang-orang kaya dan terkenal. Saya datang untuk mencari tahu bagaimana polisi memecahkan kasus ini. Letnan Kolonel Parnumas Saengsong adalah bagian dari tim yang menggerebek kuil dan menjatuhkan Phra Khom dan enam biksu lainnya. Bagaimana kasus ini bisa sampai ke meja Anda?

Parnumas Saengsong: Divisi Pemberantasan Kejahatan telah menerima keluhan dari beberapa murid Phra Khom tentang perilakunya yang tidak pantas dalam berhubungan seks dengan pria.

Lauren Day: Apa yang dimulai dengan skandal seks segera berubah menjadi sesuatu yang lebih besar.

Parnumas Saengsong: Jadi kami menggali lebih jauh aktivitas keuangan mereka. Temuan yang paling penting adalah bukti bahwa Phra Khom telah menyetorkan uang ke rekening saudara perempuannya.

Lauren Day: Petugas membawa Phra Khom untuk diinterogasi. Lalu dia membuat kesalahan pemula. Dia menelepon para biksunya dari kantor polisi dan menyuruh mereka menyembunyikan barang jarahan.

Parnumas Saengsong: Beberapa menyembunyikannya di menara lonceng. Jadi kami menemukan dan menyitanya. Ada pula yang menguburnya di bukit belakang kuil dan menutupinya dengan jubah biksu. [Lalu menggali tanah dan menguburnya]

Lauren Day: Mereka tertangkap basah, seperti gambar dari penggerebekan yang diambil.

Parnumas Saengsong: Kami menginterogasi mereka sampai mereka membawa kami untuk menggalinya. Mereka disembunyikan di banyak tempat. Di hutan dan di perbukitan, di banyak lokasi.

Lauren Day: Jadi ini perhiasan yang disumbangkan orang-orang, kan?

Parnumas Saengsong: Batangan emas dan ornamen itu dimaksudkan untuk dilebur menjadi puncak stupa yang berjenjang. Kebanyakan ini adalah emas. Emas batangan.

Lauren Day: Wow. Lihatlah emas itu. Phra Khom telah dipenjara karena terlibat dalam penggelapan dana kuil senilai $12 juta AUD (USD8.000.000).

Parnumas Saengsong: Tim investigasi kami terkejut dengan banyaknya uang dari orang-orang yang percaya pada Buddha yang menyumbangkan uang mereka untuk mendukung agama Buddha. Tapi orang-orang ini mengambilnya untuk diri mereka sendiri.

Beberapa biksu hanya menggunakan uang dari umat, yang mereka peroleh dengan keringat dan air mata, untuk kepentingan tubuh fisik atau kenyamanan mereka sendiri, atau bahkan memberikannya ke kerabat mereka, kekasih mereka atau apa pun, dan bersembunyi dalam kemewahan seperti itu. Itu tidak baik.

Photo Caption: Melihat Keindahan dalam Bentuk Kontribusi yang Paling Sederhana

Unduh Foto   

Tonton Lebih Banyak
Semua bagian  (9/10)
Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android