Kutipan dari “SANG BUDDHA BENAR: Akhir Dharma Mungkin Sudah Sangat Dekat” SANG BUDDHA HIDUP TELAH DITANGKAP : Lahir di tanah Nepal yang indah dan misterius, tempat kelahiran Sang Buddha. Ram Bahadur Bomjon menjadi terkenal di seluruh dunia ketika dia meninggalkan rumah pada usia 16 tahun untuk menjadi biksu. Terkenal karena kemampuannya untuk bermeditasi tanpa bergerak selama enam bulan tanpa makan dan minum, Bomjon dianggap sebagai pemimpin spiritual Nepal. Ribuan orang dari berbagai penjuru datang untuk bertemu dan memujanya, menganggapnya sebagai reinkarnasi Buddha dan memanggilnya “anak Buddha”. Namun, 20 tahun kemudian, banyak orang terkejut ketika “anak Buddha” itu ditangkap dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena melakukan pelecehan seksual dan tuduhan tak terduga lainnya.Bomjon, yang sering dipuja sebagai Buddha yang hidup, ditangkap ketika mencoba melarikan diri. Pria berusia 34 tahun ini menghadapi tuduhan pelecehan seksual terhadap seorang gadis di bawah umur yang sebelumnya tinggal sebagai biksuni di ashramnya. Polisi menyatakan bahwa mereka telah memantau Bomjon dan menangkapnya saat dia mencoba melarikan diri. Mereka juga menyita lebih dari sepuluh ponsel, lima laptop dan tablet, 30 juta Rupee Nepal (sekitar USD225.000), dan mata uang asing lainnya senilai USD22.000.Kutipan dari “PARA BIKSU YANG DIHUKUM OLEH GEREJA BUDDHIS” Pada tanggal 19 Juni, Sangha Buddhis Vietnam mengumumkan tindakan disipliner terhadap biksu Thích Chân Quang. Oleh karena itu, dia dilarang berkhotbah dalam bentuk apa pun atau memimpin pertemuan-pertemuan besar di kuil Thiền Tôn Phật Quang atau lokasi lainnya selama dua tahun. Keputusan ini didasarkan pada pemberitahuan dari Komite Tetap Dewan Eksekutif Sangha Buddhis Vietnam. Menurut pemberitahuan tersebut, Sangha Buddhis Vietnam menerima banyak keluhan dari umat Buddha, masyarakat, dan media, yang menyatakan bahwa ajaran Yang Mulia Thích Chân Quang menyebabkan kebingungan di masyarakat, memprovokasi reaksi masyarakat, mengurangi kepercayaan terhadap agama Buddha, dan merusak reputasi Sangha. Biksu Thích Chân Quang terkenal di media sosial karena pernyataan- pernyataan kontroversialnya tentang karma, seruan untuk menyumbang, dan kritik-kritiknya terhadap para biksu lain. Di platform sosial seperti YouTube, Facebook, dan TikTok, sangat mudah untuk menemukan pernyataan-pernyataannya yang kontroversial. Beberapa pernyataan kontroversial biksu Thích Chân Quang antara lain: “Anda harus mencari uang kertas pecahan besar dan memberikannya kepada kepala biara. Hanya dengan begitu kepala biara dapat melaksanakan pekerjaan keagamaan,” “Mengapa Anda punya wajah yang begitu cantik? Itu karena di kehidupan sebelumnya, Anda berpartisipasi dalam upacara pengecoran patung serta memberikan persembahan,” “Mereka yang memiliki hati religius sejati bahkan akan menyumbangkan rumah mereka ke kuil dan pindah ke tempat lain,” dan “Mereka yang sering bernyanyi karaoke memiliki risiko tinggi menjadi hantu bisu setelah meninggal.” Jika Tuan Thích Chân Quang terbukti melanggar peraturan, maka tindakan tegas akan diambil. Menurut surat kabar yang sama, pernyataan-pernyataan biksu Thích Chân Quang dalam video daring tidak sesuai dengan ajaran-ajaran Buddha, juga hukum, tradisi budaya, dan sejarah Vietnam, dan dia mengubah sila dalam Tri Ratna Agama Buddha. juga hukum, tradisi budaya, dan sejarah Âu Lạc (Vietnam), dan dia mengubah sila dalam Tri Ratna Agama Buddha.Pada tanggal 6 Juni, Sangha Buddhis Vietnam mengeluarkan tindakan disipliner terhadap Yang Mulia Thích Nhuận Đức, melarangnya untuk berkhotbah dalam bentuk apa pun selama satu tahun. Menurut Sangha, banyak pernyataan dan khotbah Yang Mulia (Thích) Nhuận Đức yang mengikis kepercayaan masyarakat terhadap ajaran Buddha dan Sangha. Beberapa pernyataannya yang kontroversial termasuk: “Beberapa wanita melantunkan nama Buddha begitu banyak, sampai-sampai kaki mereka lelah. Ada yang memakai celana lebar, dan ketika seseorang melepaskan burung, burung-burung itu terbang masuk ke dalam celana mereka,” “Setelah melantunkan nama Buddha dalam waktu yang lama, kalian para wanita menjadi sangat cantik, dan ketika kalian duduk di depan saya, saya tak bisa menahan air liur saya,” dan ”Jika kalian memberikan persembahan, persembahkanlah sesuatu yang lezat; bagaimanapun, bukankah para biksu menikmati makanan yang enak?”Yang Mulia Thích Trúc Thái Minh, kepala biara Pagoda Ba Vàng, telah membuat banyak pernyataan, tindakan, dan kegiatan yang menyebabkan kegemparan publik selama bertahun-tahun. Sebelumnya pada tahun 2024, Yang Mulia Thích Trúc Thái Minh ditegur oleh Sangha Buddhis Vietnam karena menyelenggarakan pameran “Relik Rambut Buddha.” Selain itu, dia didenda 7,5 juta VND (US$300) oleh Komite Rakyat kota Uông Bí di provinsi Quảng Ninh karena telah melanggar Undang-Undang Kepercayaan dan Agama dengan menyelenggarakan acara ini. Setelah (kejadian) itu, Yang Mulia Thích Trúc Thái Minh dan Pagoda Ba Vàng diinstruksikan untuk tidak mengadakan acara pertukaran internasional apa pun di kuil selama satu tahun. Selama bertahun-tahun, Pagoda Ba Vàng telah melakukan berbagai kegiatan seperti memanggil arwah dan “pembersihan” karma. Khususnya, mereka yang ingin membersihkan karma mereka harus membayar sejumlah besar uang. Kegiatan-kegiatan ini telah memicu perdebatan yang cukup besar.
Itulah mengapa kita harus banyak bermeditasi, rendah hati, bersyukur, sampai Tuhan benar-benar bilang ke Anda bahwa Anda seorang Buddha. Dan bahkan kemudian, tidak selalu menjadi tugas Anda untuk keluar dan menyelamatkan orang lain, karena Anda tak punya kuasa yang cukup. Mungkin Anda bisa menyelamatkan satu atau dua orang; itu tergantung pada seberapa besar pahala, seberapa besar kekuatan yang Anda miliki dalam “rekening bank” Anda. Dan “rekening bank” itu telah terakumulasi di sana selama entah berapa kalpa. Jadi semua Guru harus berlatih lagi dan lagi, selama banyak, banyak, banyak eon masa kehidupan jika mereka memulai dari awal. Bukan berarti Anda mencapai Level Kelima atau bahkan sedikit lebih rendah, kemudian Anda punya pahala untuk menyelamatkan dunia atau setidaknya sejumlah orang.Banyak orang yang memiliki pengalaman mati suri, lalu kembali dan mereka bahkan tahu bahwa itu adalah Level Keempat dalam sistem Lima Level yang kita miliki, yang dapat dijangkau oleh manusia. Tidak semua tingkatan di Surga, Surga yang lebih tinggi, dapat dijangkau oleh manusia. Jadi, ada Level Kelima yang ditetapkan di sana untuk para Guru. Banyak Guru harus beristirahat di sana dan mempersiapkan diri Mereka jika Mereka ditakdirkan untuk menjadi seorang Guru. Kemudian Tuhan akan memberi Mereka banyak, banyak, banyak Kuasa sehingga ketika Mereka turun, Mereka tidak akan langsung terbunuh atau terluka dan Mereka dapat memiliki cukup modal untuk menyelamatkan para makhluk lain sesuai dengan Perintah Tuhan dan juga sesuai dengan karma mereka.Jika Anda berjalan satu langkah, Guru akan berjalan 99 langkah bersama Anda, ke arah Anda, dan membantu Anda untuk berjalan lebih jauh. Jadi, meskipun kita bermeditasi hanya sepersepuluh dari satu hari – dua setengah jam dari 24 jam, itu sudah sepersepuluh – jadi itulah perpuluhan yang sebenarnya. Itu bukanlah uang yang harus Anda sumbangkan ke gereja, kuil atau ashram untuk menjalankan perpuluhan Anda dengan benar. Tidak, tidak, tidak. Bukan begitu. Saya tidak pernah mendengar Lao Tzu bilang bahwa Anda harus memberikan perpuluhan – sepersepuluh dari penghasilan Anda, atau sepersepuluh dari harta Anda, atau semacamnya. Tidak. Mungkin di suatu negara di kemudian hari, ketika mereka sangat membutuhkan, dalam perang atau kelaparan atau semacamnya, maka mungkin seorang Guru akan menyuruh para muridnya untuk melakukan hal itu. Tetapi bukan untuk makan, atau untuk dibelanjakan, atau untuk hidup mewah.Nabi Muhammad, Damai Beserta-Nya – dalam sebuah Hadis, saya membaca bahwa mungkin Dia mengatakan kepada para pengikut-Nya untuk memberikan sesuatu yang mereka sebut “Zakat”. Hanya sebuah perpuluhan – seperti memberikan sebagian dari harta Anda, uang Anda, kekayaan Anda, untuk amal, untuk membantu orang lain yang kurang beruntung. Ketika Tuhan Yesus masih hidup, Dia tidak pernah meminta perpuluhan. Dia tidak pernah meminta apa pun; Dia berjalan tanpa alas kaki dan mengenakan pakaian yang sangat sederhana. Dan ketika Sang Buddha masih hidup, tidak ada yang diminta seperti itu. Jika ada orang yang ingin menyumbang kepada Sangha, maka mereka hanya melakukannya. Jika tidak, Sang Buddha akan menggunakan kekuatan gaib-Nya untuk mengetahui di mana harta karun itu berada dan menyuruh beberapa donatur-Nya untuk pergi mengambilnya, misalnya seperti itu. Tetapi bukan agar Sang Buddha bisa hidup dalam kemewahan – tidak, Dia tinggal di sebuah gubuk!Mereka menyebutnya ruang parfum, sama seperti kamar-kamar atau gubuk-gubuk lainnya. Mungkin itu sedikit lebih terpencil, tidak di tengah-tengah Sangha atau masyarakat umum. Tetapi itu hanya sebuah ruangan seperti ruangan lain yang mereka miliki untuk Sangha. Kadang-kadang, mereka tidak memiliki cukup kamar, jadi Sang Buddha bahkan meminta – atau mungkin Dia tidak meminta, tetapi beberapa imam besar, biksu lansia datang ke ashram tempat Sang Buddha dan Sangha, para biksu, tinggal, dan tidak ada kamar yang cukup. Jadi, putra-Nya, Rāhula, harus tidur di kamar mandi. Yah, saya harap kamar mandinya bagus pada waktu itu. Rāhula yang malang. Sang Buddha sangat ketat terhadap-Nya, karena Sang Buddha ingin agar Dia menjadi luar biasa, mengingat bagaimana para remaja dan anak-anak bereaksi. Saya juga merasa kasihan pada putra Sang Buddha, karena Dia masih muda, dan Dia harus makan hanya satu kali seperti semua orang lainnya. Saya merasa sangat kasihan pada Rāhula. Tetapi memang begitulah jalannya. Sang Buddha itu adil dan jujur. Dia tidak pernah memperlakukan siapa pun secara istimewa.Bahkan Ānanda – Ānanda adalah pelayan terbaik-Nya, selalu sangat dekat dengan-Nya, melakukan segala macam hal untuk Sang Buddha, dan bahkan mengingat semua cerita, semua ajaran Buddha – Buddha tidak memperlakukan-Nya secara istimewa. Dan Ānanda juga tidak ingin diperlakukan istimewa. Jadi sebelum majelis memilihnya untuk menjadi pelayan pribadi Sang Buddha, Dia meminta beberapa syarat sebelum Dia menerimanya. Seperti, sebelum Dia menerima posisi sebagai pelayan Sang Buddha, Dia mengatakan kepada majelis bahwa Dia tidak boleh mengambil pakaian bekas dari Sang Buddha atau yang diberikan kepada Buddha dan Buddha ingin memberikannya ke orang lain. Atau, Dia tidak boleh makan dari mangkuk sedekah Sang Buddha, karena di dalam mangkuk sedekah Buddha terdapat makanan lezat, atau mungkin makanan yang diberkati, dan segala macam hal baik lainnya. Jadi, Dia tidak mau makan dari mangkuk Sang Buddha, misalnya seperti itu – artinya Dia ingin agar majelis tahu dan menerima persyaratan-Nya, bahwa Dia tidak ingin mengambil keuntungan dari posisi-Nya sebagai pelayan Sang Buddha, karena itu sangat penting. Itulah satu-satunya posisi. Dan Ānanda mendapatkannya, karena Sang Buddha menyukai-Nya. Bukan berarti Sang Buddha mengistimewakan-Nya. Hanya saja, Mereka punya afinitas antara satu sama lain dalam banyak, banyak kehidupan.Jika Anda membaca kisah-kisah Buddhis, Anda akan tahu bahwa Buddha dan Ānanda sering bersama, dari satu kehidupan ke kehidupan, melakukan banyak hal bersama demi kebaikan para makhluk lain, meskipun pada saat itu, Sang Buddha tidak termanifestasi secara terbuka sebagai Buddha. Tetapi Sang Buddha telah menjadi Buddha untuk waktu yang sangat, sangat, sangat lama. Devadatta juga sudah lama bersama Sang Buddha, tetapi dia selalu ada di sana hanya untuk mencelakai Buddha, untuk menghalangi Buddha, untuk membuat masalah bagi Buddha untuk menjadi Buddha. Atau, ketika Sang Buddha sedang menempuh jalan menuju Kebuddhaan, Devadatta selalu ada di sana, entah dalam bayangan atau di suatu tempat di dekatnya, untuk mencelakai Sang Buddha. Dan dia melakukan banyak hal lain, seperti memfitnah-Nya, membuat propaganda buruk terhadap Buddha dan propaganda baik untuk dirinya sendiri, Devadatta, contohnya seperti itu.Ini mungkin hanya sebuah sistem di dunia ini bahwa siapa pun yang menjadi Guru, selalu ada beberapa bawahan maya yang telah ditunjuk di dekat-Nya, di samping-Nya, untuk menghalangi-Nya, untuk menciptakan neraka bagi hidup-Nya serta pencapaian spiritual-Nya. Sangat sulit untuk menjadi seorang Buddha di dunia ini. Bukan berarti Buddha belum pernah menjadi Buddha, tetapi hanya saja Dia harus turun dan menjalin afinitas dengan para makhluk hidup lain untuk kembali sebagai Buddha, kemudian ketika Dia punya Kuasa yang cukup, Dia dapat membebaskan mereka. Itulah sebabnya. Itulah sebabnya mengapa beberapa Guru bolak-balik – dari Nirwana kembali ke Bumi kemudian kembali ke Nirwana lagi – dan banyak, banyak, banyak menderita, penderitaan yang tak terkatakan. Tapi tak ada yang bisa melihat... tak banyak.Photo Caption: Sebuah Harta Pahlawan dan Keindahan. Di Jantung Sejarah!Seluruh Alam Semesta menyetujui, dan Tuhan memberikan Kuasa, kepada seorang Buddha, untuk menyelamatkan jiwa yang tak terhitung jumlahnya. Buddha, Guru Agung bukan hanya sekadar gelar! Bagian 2 dari 10
2024-08-23
Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Buddha bukanlah sebuah gelar. Itu adalah kata yang mengandung pahala, pengorbanan, cinta, belas kasih, welas asih yang sangat besar, dan lainnya – serta kebijaksanaan. Itu bukan sebuah gelar. Jadi, bahkan jika Devadatta menyatakan dirinya sebagai “Buddha”, atau murid-murid bodoh lainnya mengikutinya dan setuju dengan itu, dia tidak punya apa-apa! Dia tidak punya Kuasa Buddha. Sang Buddha memberkati orang-orang; mereka menjadi terbebaskan. Devadatta memikat orang-orang; mereka semua pergi ke neraka bersamanya! Semua pengikut harus mengingat ini. Semua murid, kalian harus mengetahui level kalian dan janganlah bertindak merugikan orang lain dengan menyombongkan pencapaian kalian padahal kalian belum mencapainya.Dia (Devadatta) tak bisa melakukan apa pun untuk menolong siapa pun. Dia bahkan tidak bisa mengangkat sehelai rambut pun dari tempat yang jauh di distrik yang sama, apalagi di negara lain yang jauh. Tapi itulah Sang Buddha. Sang Buddha bisa melakukan semua itu. Bahkan beberapa Bodhisatwa pun sudah bisa melakukannya. Kita punya berbagai macam cerita dalam legenda Buddhis, dan saya sudah membacakannya ke Anda. Sama halnya dengan banyak cerita rakyat dari agama-agama lain. Kita juga punya banyak cerita. Saya telah membacakannya untuk Anda. Jadi, bukan hanya Sang Buddha saja. Banyak Para Suci dan Para Bijak yang berkorban karena cinta, karena merasa iba terhadap para makhluk, dan juga karena Tuhan telah menetapkan mereka untuk turun ke dunia yang sulit dan penuh penderitaan, untuk menolong saudara-saudari lainnya dalam sistem hirarki Ketuhanan.Itu bukan gelar – ya Tuhan! Bahkan jika Anda pikir Anda seorang Buddha, Anda bukanlah apa-apa! Bagaimana Anda bisa menjadi Buddha jika Anda tak tahu apa-apa? Kadang Anda mungkin mengandalkan suatu sistem untuk menerima pesan dari Buddha, misalnya – tetapi jika Anda terlalu rendah, Anda bahkan tidak dapat mendengar dengan baik. Atau level rendah Anda hanya akan menarik para iblis, yang dengan senang hati memberi makan EGO Anda yang ambisius dengan sampah, lalu menertawakan Anda! Anda membuat semua kesalahan; Anda mendengarnya dengan salah, dan Anda menyalinnya dengan salah. Lalu Anda mungkin menyebarkannya dengan salah kepada semua umat. Dan semuanya salah – inilah masalahnya. Karena jika tidak cukup berkembang secara rohani, maka kita akan melakukan banyak hal yang salah.