Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Merenungkan Tuhan: Dari Pikiran dalam Keheningan oleh Pendeta Thomas Merton (vegetarian), Bagian 1 dari 2

2021-03-31
Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Satu pernyataan Merton yang paling populer adalah: “Bagi saya untuk menjadi orang suci berarti menjadi diri saya sendiri. Oleh karenanya masalah dari kesucian dan keselamatan adalah sebenarnya masalah tentang mencari siapa diriku dan menemukan jati diri sendiri.” Beliau juga katakan, “Kita hidup dalam sebuah dunia yang sepenuhnya transparan dan Tuhan bersinar melaluinya setiap waktu. Ini bukan hanya sebuah cerita bagus, atau dongeng, itu adalah benar.” Hari ini, kita akan baca pilihan dari buku Thomas Merton, "Pikiran dalam Kesendirian." Pendeta itu menawarkan wawasan mendalam tentang keadaan spiritual batin seseorang ketika berada dalam persekutuan nyata dengan Tuhan.

Iman saja dapat memberi kita Terang untuk melihat bahwa kehendak Tuhan ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Tanpa Cahaya ini, kita tidak dapat melihat untuk membuat keputusan yang tepat. Tanpa kepastian ini, kita tidak bisa memiliki kepercayaan diri dan kedamaian supernatural. Kita tersandung dan jatuh terus menerus, bahkan saat kita paling tercerahkan. Tetapi ketika kita berada dalam kegelapan rohani yang sejati, kita bahkan tidak tahu bahwa kita telah jatuh. Untuk menjaga diri kita tetap hidup secara rohani, kita harus terus menerus memperbarui iman kita.

Kita seperti nakhoda kapal uap yang berkabut, mengintip dalam kegelapan di hadapan kita, mendengarkan suara kapal lain, dan kita hanya bisa mencapai pelabuhan jika kita tetap waspada. Maka, kehidupan spiritual, pertama-tama, adalah perihal tetap terjaga. Kita tidak boleh kehilangan kepekaan kita terhadap inspirasi spiritual. Kita harus selalu bisa merespon sekecil apapun peringatan yang berbicara, seakan oleh naluri tersembunyi, di kedalaman jiwa yang hidup secara spiritual. Meditasi adalah salah satu cara manusia spiritual membuat dirinya tetap terjaga.

Dalam doa meditasi, seseorang berpikir dan berbicara tidak hanya dengan pikiran dan bibirnya, tetapi dalam artian tertentu dengan seluruh keberadaannya. Maka doa bukan hanya formula kata-kata, atau serangkaian keinginan yang muncul di hati - itu adalah orientasi seluruh tubuh, pikiran dan jiwa kita kepada Tuhan dalam keheningan, perhatian, dan pemujaan. Semua doa meditasi yang baik adalah konversi keseluruhan diri kita kepada Tuhan. Seseorang tidak bisa kemudian masuk ke dalam meditasi, dalam pengertian ini, tanpa semacam pergolakan batin. Yang saya maksud dengan pergolakan bukanlah gangguan, tapi keluar dari rutinitas, pembebasan hati dari kepedulian dan kesibukan sehari-hari.
Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android